Profesor Wiku Adisasmito Ungkap Hal Penting Soal Booster Setelah Dosis Kedua Vaksin Covid-19

Negara-negara yang mengalami lonjakan kasus Covid-19, termasuk Indonesia telah melakukan berbagai upaya untuk menekan laju penularan virus Corona yang telah bermutasi dengan berbagai varian. Banyak negara yang memberlakukan lockdown untuk mengurangi mobilitas. 

Presiden Joko Widodo mengambil kebijakan PPKM Darurat untuk wilayah Jawa - Bali, yang kemudian diberlakukan pula di luar Bali dan Jawa. Seperti lockdown, PPKM Darurat pun merupakan upaya penting dari pemeringah untuk mengurangi mobilitas warga untuk menurunkan penularan virus Corona. 

Selain PPKM Darurat Mikro, Presiden Jokowi juga menggalakkan program vaksinasi Covid-19, bahkan Presiden menargetkan dilakukannya vaksinasi 2 juta orang perhari mulai Agustus 2021.

 

                                            Profesor Wiku Adisasmito (bipol.co)

 Sementara itu Profesor Wiku Adisasmito Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 mengungkapkan  update terbaru terkait kebijakan vaksinasi maupun temuan ilmiah. Prof. Wiku menegaskan bahwa warga yang telah menerima vaksin Covid-19 dapat menghasilkan kekebalan atau imunitas.

Sebagaimana dilaporkan CNNIndonesia.com (13/7/2021) Prof. Wiku mengatakan bahwa berdasarkan beberapa penelitian, kekebalan yang ditimbulkan setelah vaksin dosis kedua dapat bertahan pada tubuh manusia dalam kurun beberapa bulan atau bahkan tahunan. Namun Prof. Wiku Adisasmito juga menekankan bahwa berdasarkan jumlah dan jangka waktu bertahannya kekebalan pada setiap manusia dapat berbeda-beda.

Lebih lanut Prof. Wiku menjelaskan bahwa hal itu tergantung pada tubuh kita masing-masing. Menurut Jubir Covid-19 tersebut, mekanisme tepatnya masih diteliti sampai saat ini. Sampai saat ini adanya varian virus Corona seperti Alpha, Beta, Gamma maupun varian Delta adalah varian yang dapat menyebar dengan lebih cepat. Hal ini meningkatkan peluang keparahan gejala, dan/atau berpeluang pula menurunkan efektivitas vaksin yang telah diberikan.

Walaupun begitu, Prof. Wiku lalu menjelaskan bahwa, menurut temuan beberapa studi ilmiah, dari berbagai jenis vaksin yang disarikan oleh WHO, keberadaan vaksin Covid-19 masih penting terutama dalam meminimalisasi gejala yang ditimbulkan.

Yang penting disimak adalah bahwa selain dengan percepatan vaksinasi di berbagai wilayah di Indonesia, Prof. Wiku mengungkapkan bahwa saat ini pemerintah Indonesia berencana melakukan penyuntikan booster dosis ketiga maupun mixing vaccines kepada tenaga kesehatan.

Sebagaimana difahami para tenaga kesehatan baik perawat maupun para dokter serta tenaga terkait dinilai memiliki risiko penularan tertinggi, sehingga mereka penting mendapatkan booster.

Risiko yang dialami tenaga kesehatan atau nakes karena mereka bekerja dengan intensitas tinggi maupun lokasi beraktivitas mereka adalah sangat tinggi risikonya. Prof. Wiku menjelaskan pula bahwa beberapa negara juga melakukan hal yang sama seperti Thailand yang akan menyuntikkan vaksin AstraZeneca kepada nakes yang sudah mendapat dua kali dosis vaksin Sinovac demi proteksi tambahan bagi tenaga kesehatan.

Terkait hal itu Prof. Wiku pada 13 Juli 2021 menegaskan bahwa, "Tentunya praktik ini dilakukan setelah studi klinis dilakukan terlebih dahulu," 

Bahwa terlepas dari hal tersebut, Prof. Wiku memastikan, bahwa pemerintah tidak akan lepas dari fokus utama, yaitu untuk mempercepat pembentukan kekebalan komunitas atau herd immunity sesegera mungkin. Oleh karena itu pemerintah terus menjamin seluruh masyarakat khususnya populasi rentan mendapatkan haknya untuk divaksin.

Lebih lanjut Prof. Wiku menjelaskan bahwa untuk masyarakat umum dua kali dosis vaksin sudah cukup bagi masyarakat umum untuk membentuk kekebalan individu. Oleh sebab itu, masyarakat diimbau untuk tidak melakukan mixing vaccines atau penambahan dosis booster sendiri tanpa pengawasan tenaga kesehatan. 

Prof. Wiku menegaskan bahwa, "Hal yang terpenting saat ini ialah persebaran vaksinasi yang merata dan berkeadilan secara nasional," 

Kemudian Prof. Wiku sekali lagi mengingatkan, bahwa vaksinasi tidak akan sempurna jika tidak diikuti dengan intervensi lainnya. Seperti pengendalian mobilitas dan aktivitas masyarakat serta kepatuhan yang tinggi terhadap protokol kesehatan. 

Prof. Wiku menekankan bahwa, "Semua pengaturan intervensi tersebut terangkum dalam kebijakan nasional, yaitu PPKM Darurat dan PPKM Diperketat yang saat ini kita terapkan bersama," 

Oleh sebab itu, dia memohon kepada masyarakat untuk sungguh-sungguh dalam menjalankan serta mematuhi peraturan yang berlaku selama masa krisis ini dengan penuh tanggung jawab. Menurut Prof. Wiku, "Ini demi diri kita, keluarga kita, bangsa kita, bahkan dunia,"

Oleh karena itu, dia memohon kepada masyarakat untuk sungguh-sungguh dalam menjalankan serta mematuhi peraturan yang berlaku selama masa krisis ini dengan penuh tanggung jawab. "Ini demi diri kita, keluarga kita, bangsa kita, bahkan dunia,"

Sejalan dengan pesan Prof. Wiku tersebut, Presiden Jokowi maupun Menteri Kesehatan telah mengingatkan bahwa selain penting mengikuti program vaksinasi, warga diingakatn pula untuk mengikuti aturan PPKM Darurat dan menjalankan protokol kesehatan dengan disiplin.

Baca juga: 

Memahami penggunaan faceshield dan masker untuk cegah penularan Covid-19

Comments

Global View

Popular posts from this blog

Manfaat Jalan Pagi bagi Kesehatan Mental dan Badan untuk Usia Senior

Penyakit Asam Lambung: Penyebab, Gejala, Akibat, Pengobatan, dan Cara Pencegahannya di Era Digital

Penyebab Sakit Pinggang, Gejala, Akibat, dan Cara Pencegahannya untuk Tetap Sehat di Era Global