Osteoporosis: Penyebab, Gejala, Akibat, dan Cara Mencegahnya di Era Digital
Osteoporosis: Penyebab, Gejala, Akibat, dan Cara Mencegahnya di Era Digital
Selain berpikir dan berbicara, bergerak merupakan aktivitas yang dilakukan sejak manusia lahir. Berjalan kaki, menari, olahraga dan aktivitas gerak lainnya membuat kita bisa melakukan berbagai kreativitas dan kegiatan produktif lainnya. Namun, seiring bertambah usia dan dipengaruhi faktor lain seperti gaya hidup dan sebagainya, seseorang bisa mengalami gangguan pada tulang seperti tulang keropos yang sering kita dengar sebagai osteoporosis.
Osteoporosis, atau tulang keropos, adalah kondisi di mana
kepadatan tulang berkurang, membuat tulang menjadi rapuh dan mudah patah.
Penyakit ini sering kali terjadi pada usia lanjut, terutama pada wanita
pasca-menopause. Namun, di era digital, gaya hidup yang kurang aktif turut
meningkatkan risiko osteoporosis, bahkan pada usia muda.
1. Kekurangan Kalsium dan Vitamin D
Kekurangan nutrisi
ini dapat mengurangi kepadatan tulang. Vitamin D membantu penyerapan kalsium,
yang penting untuk kekuatan tulang.
2. Gaya Hidup Sedentari
Kebiasaan duduk
terlalu lama, seperti saat bekerja atau bermain gadget, dapat melemahkan
tulang.
Riwayat keluarga
dengan osteoporosis meningkatkan risiko seseorang terkena penyakit ini.
Penurunan hormon
estrogen pada wanita dan testosteron pada pria dapat mempercepat pengeroposan
tulang.
Merokok, konsumsi
alkohol berlebihan, dan diet tinggi kafein dapat memengaruhi kesehatan tulang.
Osteoporosis sering disebut "silent disease"
karena gejalanya tidak terlihat sampai terjadi patah tulang. Beberapa tanda
awal meliputi:
- Postur tubuh membungkuk.
- Nyeri punggung karena tulang belakang melemah.
- Tinggi badan berkurang seiring waktu.
- Patah tulang yang sering terjadi, bahkan karena cedera
ringan.
1. Patah Tulang
Patah tulang pada
pergelangan tangan, pinggul, atau tulang belakang adalah komplikasi utama. Hal
ini dapat membatasi mobilitas dan menurunkan kualitas hidup.
2. Ketergantungan pada Orang Lain
Osteoporosis parah
dapat membuat seseorang memerlukan bantuan untuk aktivitas sehari-hari.
3. Masalah Psikologis
Rasa sakit dan
keterbatasan fisik dapat memicu depresi atau kecemasan.
Untuk mencegah osteoporosis dan tetap aktif hingga usia tua,
berikut langkah yang dapat diambil, terutama di era digital:
- Perbanyak makanan
kaya kalsium seperti susu, keju, yogurt, sayuran hijau, dan ikan.
- Pastikan asupan
vitamin D dengan berjemur di bawah sinar matahari pagi atau konsumsi suplemen
sesuai rekomendasi dokter.
- Lakukan olahraga
beban seperti jalan cepat, jogging, atau angkat beban untuk memperkuat
tulang.
- Kombinasikan
dengan latihan keseimbangan seperti yoga atau pilates.
- Gunakan pengingat
digital untuk bergerak setiap jam sekali.
- Cobalah meja
kerja berdiri (standing desk) untuk mengurangi durasi duduk.
- Gunakan aplikasi
olahraga untuk memandu latihan rutin.
- Pantau langkah
harian dan targetkan setidaknya 10.000 langkah per hari.
Berhenti merokok
dan batasi konsumsi alkohol. Kurangi konsumsi kafein berlebihan dari kopi atau
minuman energi.
Lakukan tes
kepadatan tulang (bone density test) secara berkala, terutama jika memiliki
faktor risiko.
Mencegah osteoporosis sejak dini sangat penting untuk
memastikan kualitas hidup yang baik di usia tua. Dengan menerapkan gaya hidup
sehat dan memanfaatkan teknologi, Anda dapat menjaga kesehatan tulang dan tetap
aktif di era digital. Ingatlah bahwa kesehatan tulang adalah investasi jangka
panjang untuk hidup yang produktif dan mandiri.
Mari kita simak tayangan berikut ini karena sangat penting diketahui terkait pencegahan osteoporosis:
Comments